Latest Article Get our latest posts by subscribing this site

PKP BAHASA INDONESIA BAB I

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR   BAHASA  INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN METODE  DEMONSTRASI  PADA SISWA KELAS  V  SDN  3 

PALEMBAPANG

BAB I

PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah

1.    Identifikasi Masalah
Berdasarkan hasil post test pada kelas  V  SDN 3 Palembapang tahun pelajaran 2013/2014 materi Pelajaran Bahasa Indonesia Pokok bahasan Berwawancara   diketahui dari 13 siswa memperoleh nilai  di bawah KKM ada  10 anak atau sebesar 77% dan hanya 3 siswa yang memperoleh nilai di atas atau sama dengan  KKM atau hanya 23 % dari jumlah siswa yang tuntas. Hal ini berarti murid kelas  V  SDN 3 Palembapang tahun pelajaran 2013/2014  belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal ( KKM = 68). Seperti terlihat pada tabel di bawah ini
Tabel 1. Hasil Ulangan Harian Kelas V Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Tahun Pelajaran 2013/2014
No
Nilai
Jumlah Siswa
Prosentase
KKM
1
<60
6
       46.15 %
70
2
60-70
4
30.77 %
3
70-80
3
23.08 %
4
>80
0
0%
Jumlah
13
100%
Sumber : Buku nilai Bahasa Indonesia  kelas V SDN 3 Palembapang
Kegiatan pembelajaran di kelas tersebut  menunjukkan kegiatan pembelajaran berbicara belum maksimal. Hal tersebut ditunjukkan kurang mampunya siswa dalam mengemukakan pendapat dan gagasannya secara kreatif serta kurang mampu mendapatkan dan mengumpulkan informasi yang aktual sebagai bahan berbicara. Penyebab ketidakmaksimalan hasil tes tersebut antara lain dikarenakan metode yang digunakan oleh guru kurang tepat.
Upaya untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar para siswa pada setiap jenjang dan tingkat pendidikan perlu diwujudkan agar diperoleh kualitas sumber daya manusia Indonesia yang dapat menunjang pembangunan nasional. Upaya tersebut menjadi tanggung jawab semua tenaga kependidikan. Dalam konteks ini, peran guru sangat strategis sebab guru yang langsung dapat membina siswa di sekolah melalui proses pembelajaran.
Keterampilan berbahasa merupakan aspek pembelajaaran bahasa Indonesia yang diajarkan di semua sekolah dasar di Indonesia termasuk di SDN 3 Palembapang.Keterampilan berbahasa mempunyai empat aspek yaitu keterampilan mendengar, keterampilan berbicara, keterampilan membaca dan keterampilan menulis. (Tarigan  2008:1)
Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar mengajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Hal itu berarti berhasil atau tidaknya pencapaian tujuan pendidikan bergantung pada proses belajar yang dialami oleh siswa
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui permasalahan yang terjadi di dalam Kegiatan belajar mengajar di sekolah yaitu permasalahan yang dihadapi oleh guru. Dengan demikian, untuk mengetahui permasalahan yang terjadi dalam proses pembelajaran bahasa diperlukan diskusi  secara kolaboratif dengan guru kelas Enam untuk mendiskusikan masalah yang terjadi.
2.         Analisis Masalah
Berdasarkan uraian diatas dapat di identifikasi masalah pembelajaran bahasa Indonesia khususnya materi pokok“Wawancara dengan nara sumber (petani, pedagang, nelayan, karyawan, dan lain lain) adalah sebagai berikut

  1.            Kegiatan pembelajaran yang masih menggunakan metode ceramah yaitu guru aktif memberikan penjelasan secara terperinci , sementara siswa cenderung pasif dalam belajar.
  2.               Aktifitas belajar siswa yang masih rendah.
  3.       Guru menguasai aktifitas pembelajaran, sementara siswa hanya menjadi pendengar, tanpa ada interaksi antara guru dan siswa.
  4.        Hasil belajar siswa belum mencapai KKM seperti yang di harapkan.
  5.        Pembelajaran  kontekstual memiliki hal penting untuk memperbaiki proses pembelajaran.

3.         Alternatif dan Prioritas Pemecahan Masalah
Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini sebagai upaya meningkatkan keterampilan berbicara terhadap siswa kelas V  SDN 3 Palembapang, kecamatan   Kalianda  Kabupaten Lampung Selatan tahun pelajaran 2013/2014 penggunaan Metode Demonstrasi  dalam pembelajaran berbicara dijadikan sebagai strategi untuk meningkatkan pelajaran bahasa Indonesia khususnya keterampilan berwawancara siswa agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Oleh karena itu, penelitian ini  ialah upaya meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas V SDN 3 Palembapang, kecamatan   Kalianda  Kabupaten Lampung Selatan tahun pelajaran 2013/2014 “

B.   Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan maka dapat dirumuskan sebagai berikut :
a.   Bagaimanakah meningkatkan aktivitas belajar dengan metode demonstrasi di kelas V SDN 3 Palembapang kecamatan Kalianda Lampung Selatan?
b.  Bagaimanakah meningkatkan hasil belajar dengan metode demonstrasi di kelas V SDN 3 Palembapang kecamatan Kalianda Lampung Selatan?

C.    Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan peningkatan kemampuan berwawancara melalui Metode Demonstrasi  pada siswa kelas V SDN 3 Palembapang kecamatan   Kalianda kabupaten Lampung Selatan tahun pelajaran 2013/2014    Secara khusus tujuan ini adalah sebagai berikut :      
1.       Untuk memperoleh informasi efektifitas Metode Demonstrasi  dalam
peningkatan aktivitas belajar siswa kelas V SDN 3 Palembapang
2.       Untuk memperoleh informasi efektivitas Metode Demonstrasi  dalam
       peningkatan hasil belajar siswa kelas V SDN 3 Palembapang

D.      Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Hasil penelitian ini diharapkan berguna bagi :
1.        Siswa yaitu
a.         Meningkatkan aktivitas dalam pembelajaran sehingga lebih efektif
b.        sebagai bahan evaluasi untuk dapat mengetahui bagaimana kemampuan mereka berwawancara.
2.      Guru yaitu dapat meningkatkan wawasan guru dalam menggunakan metode pembelajaran yang sesuai
3.     Sekolah yaitu dapat memberikan kontribusi dalam meningkatkan mutu pendidikan di sekolah terutama pada bidang pembelajaran berwawancara melalui Metode Demonstrasi
4.       Peneliti yaitu dapat meningkatkan pengetahuan dalam upaya turut meningkatkan mutu pendidikan di sekolah dasar.






JAMUR TIRAM

Jamur tiram
(Pleurotus ostreatus) adalah jamur pangan dari  Basidiomycota dan termasuk kelas Homobasidiomycetesdengan ciri-ciri umum tubuh buah berwarna putih hingga krem dan tudungnya berbentuk setengah lingkaran mirip cangkang tiramdengan bagian tengah agak cekung.[1] Jamur tiram masih satu kerabat dengan Pleurotus eryngii dan sering dikenal dengan sebutanKing Oyster Mushroom.[2]

karakteristik jamur tiram

Tubuh buah jamur tiram memiliki tangkai yang tumbuh menyamping (bahasa Latinpleurotus) dan bentuknya seperti tiram (ostreatus) sehingga jamur tiram mempunyai nama binomial Pleurotus ostreatus.[2] Bagian tudung dari jamur tersebut berubah warna dari hitam, abu-abu, coklat, hingga putih, dengan permukaan yang hampir licin, diameter 5-20 cm yang bertepi tudung mulus sedikit berlekuk.[1]Selain itu, jamur tiram juga memiliki spora berbentuk batang berukuran 8-11×3-4μm serta miselia berwarna putih yang bisa tumbuh dengan cepat.[1]
Di alam bebas, jamur tiram bisa dijumpai hampir sepanjang tahun di hutan pegunungan daerah yang sejuk.[3] Tubuh buah terlihat saling bertumpuk di permukaan batang pohon yang sudah melapuk atau pokok batang pohon yang sudah ditebang karena jamur tiram adalah salah satu jenis jamur kayu.[3] Untuk itu, saat ingin membudidayakan jamur ini, substrat yang dibuat harus memperhatikan habitat alaminya.[4] Media yang umum dipakai untuk membiakkan jamut tiram adalah serbuk gergaji kayu yang merupakan limbah dari penggergajian kayu.[4]

SALING MENGHARGAI

Artinya, tepa (ukuran), slira (badan). 
... Diukur atau dikenakan di badannya sendiri. Sehingga tepa slira maksudnya adalah imbauan agar segala sesuatu yang terjadi diusahakan untuk diukur atau diterapkan pada diri sendiri. Dengan demikian, sikap dan perbuatan kita tidak akan semena-mena, atau semau sendiri tanpa mempedulikan orang lain.


Tepa slira merupakan salah satu ajaran penting di Jawa dalam menciptakan tenggang rasa. Contohnya, kalau merasa sakit saat dicubit, maka janganlah mencubit orang lain. Jika tersinggung kalau diejek mengenai kelemahan diri sendiri, maka jangan pula mengejek kelemahan orang lain, karena dia juga pasti tersinggung.

Dengan memiliki kebiasaan mengukur (menerapkan) segala sesuatu di badan sendiri, orang yang bersangkutan akan selalu berusaha menghargai orang lain. Tutur katanya dijaga agar tidak menyinggung (menyakiti) siapa pun lawan bicaranya, perangainya lembut karena menyadari bahwa hidup tidak mungkin sendirian dan selalu membutuhkan orang lain. Orang yang telah mengamalkan sifat tepa slira akan jauh dari sikap gumedhe (merasa besar), kuminter (merasa pinter), sawiyah-wiyah (semena-mena), kumalungkung (angkuh), daksiya (suka menyiksa), dan sebagainya yang tidak disukai, menyakitkan, dan merugikan orang lain


Sumber : http://wondhoez.blogspot.com/2013/03/menghargai-orang-seperti-menghargai.html#ixzz32BN3x1Vu
 
Support : ZOE | MARCOOM | PASKALIA
Copyright © 2013. Paskalia's diary Blog - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger