Latest Article Get our latest posts by subscribing this site

HARTA YANG PALING BERHARGA

                                 Lebrani Paskalia Okty Ananta                                       
adalah nama anakku, dia dilahirkan di lampung selatan 13 Oktober 2007.. dia adalah satu satunya harta yang paling berharga dalam hidupku, tanpa dia hidupku tak berarti apa apa, dia adalah buah cinta kasih kami.. awalnya kami menganggap anak adalah sebatas karunia dari Allah SWT yang dititipkan kepada kami untuk dirawat agar menjadi anak yang sholeh dan berguna kepada dirinya sendiri, keluarga, masyarakat, negara dan bangsa.

Setelah kami mengalami perjalanan merawatnya, banyak literatur dan masukan dari sahabat-sahabat dekat yang menyarankan untuk menggali komunikasi yang lebih intensif dengan anak kami. nak adalah nikmat Allah yang tak ternilai dan pemberian

yang tidak terhingga Nikmat yang agung berupa anak ini merupakan amanah bagi dua orang tua, yang kelak akan diminta pertanggung jawabannya, apakah keduanya telah menjaganya atau justru menyia-nyiakannya. Rasulullah "Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap kalian akan ditanya tentang kepemimpinannya. Seorang Imam adalah
pemimpin dan dia akan ditanya tentang kepemimpinannya, dan seorang laki-laki adalah pemimpin dalam keluarganya  





















PENGALAMAN ADALAH GURU YANG PALING BAIK

BELAJAR DARI PENGALAMAN
belajar  bikin foto bokeh

Tidak ada orang yang sempurna dalam hidup ini, ketika manusia di lahirkan , dia hanya membawa tangisan setelah dia meminum air susu ibu, lambat laun kepandaian yang di tularkandari ibu akan memenuhi otak si anak, sang anak tidak akan mengerti apa apa, tatkala ia hanya hidup di samping orang tuanya, tanpa bergaul dengan lingkungan nya ia hanya akan memiliki kepandaian yg di miliki orang tuanya, setelah dia berinteraksi dengan lingkungan dia akan belajar dari lingkungan yang membesarkankan nya, bila anak tersebut hidup di lingkungan yang agamis, ia akan menjadi anak yang mengerti akan sang pencipta, bila sang anak hidup di lingkungan seni dia akan mengerti seni kehidupan termasuk seni dalam menjalani hidup, gimna hidup itu bukanlah suatu hal yang monoton tetapi harus menyesuaikan dengan lingkungan. pengalaman merupakan cara belajar yang bisa dilakukan oleh segala lapisan usia, terutama anak-anak. untuk menunjang tumbuh kembang anak, pengalaman dapat menjadi salah satu cara mereka mempelajari kehidupan. cara belajar seperti ini bisa dilakukan oleh anak dari hal yang paling sederhana seperti mengeksplorasi, menjelajah, menciptakan. 
Bentuk pembelajaran melalui pengalaman merupakan cara belajar yang tidak terstruktur, tanpa kaidah atau batas waktu, dan melibatkan sedikit bimbingan orang dewasa. Anak diberi kesempatan untuk belajar secara alami, sesuai minat mereka. Proses pembelajaran yang tidak terstruktur seperti ini memiliki ragam kegiatan yang lebih banyak untuk dicoba. Beberapa di antaranya dapat dilakukan lewat aktivitas seperti membiarkan anak bermain di luar ruangan, bermain peran atau imajinatif, ekspresi kreatif melalui seni, musik, dan tari, serta eksplorasi alam dan lingkungan di sekitar anak,
Mengeksplorasi lingkungan secara independen akan secara otomatis memicu anak untuk berpikir. Hal ini dapat meningkatkan rasa kepercayaan diri anak dan akan lebih memicu mereka untuk berani dan tidak takut berusaha untuk mencapai keberhasilan. Selain itu, dengan memberikan kepercayaan dan kebebasan pada anak, hal ini secara tidak langsung juga dapat membangun rasa saling percaya antara anak dengan orangtua sehingga mempererat ikatan antara orangtua dan anak sebagai keluarga dalam mencapai tahap perkembangan yang signifikan.
Belajar melalui pengalaman terjadi di luar struktur kurikulum ruang kelas dan dapat dilakukan oleh setiap anak kapanpun dan di manapun, seperti di rumah, saat bermain, saat liburan, atau di akhir pekan. Namun sayangnya, kini lebih sedikit anak yang terlibat dalam kegiatan tidak terstruktur dibandingkan orangtua mereka semasa kecil. Hal ini disebabkan oleh banyak faktor, mulai dari teknologi canggih (mainan, TV, video game, Internet, dan jejaring sosial) hingga kekhawatiran orangtua akan keselamatan, kebersihan, dan kurangnya ruang bermain yang memadai.

LEBRANI PASKALIA OKTY ANANTA

FOTO FOTO KU


















PKP BAHASA INDONESIA BAB II





BAB II
KAJIAN PUSTAKA


A.    Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar
Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial dan emosional peserta didik, serta merupakan penunjang keberhasilan  dalam mempelajari semua bidang studi.
Pembelajaran Bahasa diharapkan membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya dan budaya orang lain, mengemukakan gagasan dan perasaan, partisipasi dalam masyarakat yang menggunakan bahasa tersebut, dan menemukan serta menggunakan kemampuan analisis dan imaginatif yang ada dalam dirinya.
Pembelajaran Bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun  secara tulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia indonesia (Depdiknas , 2006 :  124)
1.    Tujuan Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar
Mata pelajaran bahasa Indonesia bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut :
1.        Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku, baik secara lisan maupun tulis
2.        Menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa negara
3.        Memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk berbagai tujuan
4.        Menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual serta kematangan emosional dan sosial
5.        Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan, memperhalus budi pekerti serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa.
6.        Menghargai dan membanggakan sastra indonesia sebagai khazanah budaya dan intelektual manusia Indonesia (Depdiknas, 2006 :  125)

2.    Aspek-aspek Pembelajaran Bahasa Indonesia
Aspek aspek pembelajaran bahasa Indonesia di SD terdiri dari empat aspek sebagai berikut :
1.    Mendengarkan, seperti mendengarkan berita, petunjuk, pengumuman, perintah, dan  bunyi atau suara, bunyi bahasa lagu, kaset, pesan, penjelasan, laporan, ceramah, khotbah, pidato, pembicaraan nara sumber, dialog atau percakapan, pengumuman serta perintah yang didengar dengan memberikan respon secara tepat serta mengapresiasi sastra berupa dongeng, cerita anak-anak, cerita rakyat, cerita binatang, puisi anak, syair lagu, pantun dan menonton drama anak.
2.    Berbicara, seperti mengungkapkan gagasan dan perasaan , menyampaikan sambutan , dialog, pesan, pengalaman, suatu proses, menceritakan diri sendiri, teman, keluarga, masyarakat, benda, tanaman, binatang, gambar tunggal, gambar seri, kegiatan sehari-hari, peristiwa, tokoh, kesukaan/ketidaksukaan, kegemaran, peraturan, tata petunjuk, dan laporan, serta mengapresiasi dan berekspresi sastra melalui kegiatan menuliskan hasil sastra berupa dongeng cerita anak-anak, cerita rakyat, cerita binatang, puisi anak, syair lagu, pantun, dan drama anak.
3.    Membaca, seperti membaca huruf, suku kata, kata, kalimat, paragraf, berbagai teks bacaan, denah, petunjuk, tata tertib, pengumuman, kemus, ensiklopedi, serta mengapresiasi dan berekspresi, sastra melalui kegiatan membaca hasil sastra berupa dongeng, cerita anak-anak, cerita rakyat, cerita binatang, puisi anak, syair lagu, pantun, dan drama anak.
4.    Menulis, seperti menulis karangan naratif dan normatif dengan tulisan  rapi dan jelas  dengan memerhatikan tujuan dan ragam pembaca, pemakaian ejaan dan tanda baca , dan kosa kata yang tepat dengan menggunakan kalimat tunggal dan kalimat majemuk, serta mengapresiasi dan berekspresi sastra melalui kegiatan menulis hasil sastra berupa cerita dan puisi  (Tw Soclhan, 2008: 4.19)

3.    Ruang Lingkup
Ruang lingkup mata pelajaran bahasa Indonesia mencakup komponen kemampuan berbahasa dan kemampuan bersastra yang meliputi aspek-aspek sebagai berikut:
1.    Mendengarkan
2.    Berbicara
3.    Membaca
4.    Menulis
Pada akhir pendidikan di SD, peserta didik telah membaca sekurang-kurangnya sembilan buku sastra dan non sastra ( Depdiknas, 2006 : 125)

B.       Ketrampilan Berbicara
1.    Hakikat Berbicara
Menyimak dan berbicara merupakan kegiatan komunikasi lisan, menyimak adalah kegiatan komunikasi lisan. Menyimak adalah kegiatan memahami pesan, sedangkan berbicara merupakan kegiatan menyampaikan pesan melalui bahasa lisan. Berbicara dapat diartikan sebagai kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi bahasa untuk mengekspresikan atau menyampikan pikiran, gagasan atau perasaan secaran  lisan (Brown dan Yule, 1983) berbicara sering dianggap sebagai alat manusia yang paling penting bagi kontrol sosial, karena berbicara merupakan suatu bentuk prilaku manusia yang memanfaatkan faktor-faktor fisik, psychologis, neurologist, dan linguistik secara luas.

Banyaknya faktor yang terlihat didalamnya, menyebabkan  orang beranggapan bahwa berbicara merupakan kegiatan yang kompleks faktor-faktor tersebut merupakan indikator keberhasilan bebicara sehingga harus diperhatikan pada saat kita menentukan mampu tidaknya seseorang berbicara (Santosa, 2011: 63.4)
Ketrampilan berbicara mempunyai empat komponen, yaitu menyimak, berbicara, membaca dan menulis, setiap ketrampilan berbahasa berkaitan erat satu sama lain  nya  dengan cara yang beraneka ragam, berbicara adalah suatu keterampilan berbahasa yang berkembang pada kehidupan anak, yang didahului oleh ketrampilan menyimak.

2.    Tujuan Berbicara
Pada dasarnya tujuan berbicara adalah berkomunikasi agar dapat menyampaikan pikiran secara efektif, pembicara hendaknya mengkomunikasikan makna yang akan dikomunikasikan. Pada dasarnya berbicara mempunyai tiga maksud umum.
a.              Memberitahukan  atau Melaporkan
Berbicara untuk melaporkan dilaksanakan bila seseorang itu ingin (1) menjelaskan suatu proses, (2) menguraikan,mentafsirkan, atau menginterpretasikan suat hal, (3) memberi atau menanamkan suatu pengetahuan, dan (4) menjelaskan kaitan berbicara untuk memberitahukan dan mellaporkan bertujuan untuk menambah wawasan dan pengetahuan pendengar. Untuk itu, pembicara harus mempersiapkan pembicaraannya terlebih dahulu (Tarigan, 2008: 21).

b.             Menjamu dan Menghibur
Berbicara untuk  menghibur berarti pembicara menarik perhatian pendengar dengan cara seperti, humor, spontanisasi, menggairahkan, kisah-kisah jenaka, petualangan dalam rangka menimbulkan suasana gembira bagi pendengarnya.

c.    Membujuk, Mendesak, dan Meyakinkan
Berbicara di sisni mempuntai tujuan mempercayai suatu hal dan terdorong untuk  melakukannya, menyakinkan pendengar, disertai pendapat dan fakta atau bukti sehingga diharapkan sikap pendengar dapat diubah (Tarigan,2008:22).

3.    Wawancara
Keterampilan berbicara merupakan salah satu aspek keterampilan berbahasa    yang diajarkan di SD. Dalam pembelajaran berbicara yang diadakan di SD pada umumnya mempelajari bagaimana mengungkapkan pikiran, pendapat, perasaan, fakta secara lisan dengan menanggapi suatu persoalan, menceritakan hasil pengamatan, atau berwawancara.
Salah satu metode yang dipakai dalam pengumpulan data melalui data primer adalah wawancara, definisi dari wawancara menurut para ahli adalah tehnik mengumpulkan data atau informasi dengan cara bertatap muka langsung dengan informan agar mendapatkan data lengkap dan mendalam. Wawancara ini dilakukan dengan frekuensi tinggi (berulang-ulang) secara intensif. (Ardianto,2011:178)

Definisi diatas juga dikuatkan dengan definisi yang dikutip dari Kamus besar Bahasa Indonesia wawancara adalah tanya jawab dengan seseorang yang diperlukan untuk dimintai pendapatnya mengenai suatu hal, untuk dimuat di surat kabar, disiarkan melalui radio, atau di tayangkan pada layar televisi

Menelaah dari definisi menurut kedua ahli di atas adalah wawancara adalah tehnik pengumpulan data atau informasi dengan cara Tanya jawab dengan bertatap muka langsung dan biasanya dilakukan dengan frekuensi tinggi atau berulang-ulang.


C.      Aktiviitas Belajar
Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran akan menyebabkan interaksi yang tinggi antara guru dengan siswa ataupun dengan siswa itu sendiri. Hal ini akan mengakibatkan suasana kelas menjadi segar dan kondusif, dimana masing - masing siswa dapat melibatkan kemampuannya semaksimal mungkin. Aktivitas yang timbul dari siswa akan mengakibatkan pula terbentuknya pengetahuan dan keterampilan yang akan mengarah pada peningkatan prestasi.

Aktivitas belajar merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk menghasilkan perubahan pengetahuan-pengetahuan, nilai-nilai sikap, dan keterampilan pada siswa sebagai latihan yang dilaksanakan secara sengaja.

Dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar merupakan segala kegiatan yang dilakukan dalam proses interaksi (guru dan siswa) dalam rangka mencapai tujuan belajar. Aktivitas yang dimaksudkan di sini penekanannya adalah pada siswa, sebab dengan adanya aktivitas siswa dalam proses pembelajaran terciptalah situasi belajar aktif, seperti yang dikemukakan oleh Rochman Natawijaya dalam Depdiknas(2005 : 31), belajar aktif adalah “Suatu sistem belajar mengajar yang menekankan keaktifan siswa secara fisik, mental intelektual dan emosional guna memperoleh hasil belajar berupa perpaduan antara aspek koqnitif, afektif dan psikomotor”.

Keaktifan siswa selama proses belajar mengajar merupakan salah satu indikator adanya keinginan atau motivasi siswa untuk belajar. Siswa dikatakan memiliki keaktifan apabila ditemukan ciri-ciri perilaku seperti : sering bertanya kepada guru atau siswa lain, mau mengerjakan tugas yang diberikan guru, mampu menjawab pertanyaan, senang diberi tugas belajar, dan lain sebagainya.
(Rosalia, 2005:4)

Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran akan menyebabkan interaksi yang tinggi antara guru dengan siswa ataupun dengan siswa itu sendiri. Hal ini akan mengakibatkan suasana kelas menjadi segar dan kondusif, dimana masing – masing siswa dapat melibatkan kemampuannya semaksimal mungkin. Aktivitas yang timbul dari siswa akan mengakibatkan pula terbentuknya pengetahuan dan keterampilan yang akan mengarah pada peningkatan prestasi. 

D.      Hasil Belajar
Pengertian hasil belajar menurut (Sukmadinata  2005), prestasi atau hasil belajar (achievement) merupakan realisasi dari kecakapan-kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki seseorang. Penguasaan hasil belajar dapat dilihat dari perilakunya, baik perilaku dalam bentuk penguasaan pengetahuan, keterampilan berpikir maupun keterampilan motorik. Di sekolah, hasil belajar atau prestasi belajar ini dapat dilihat dari penguasaan siswa akan mata pelajaran yang telah ditempuhnya. Alat untuk mengukur prestasi/hasil belajar disebut tes prestasi belajar atau achievement test yang disusun oleh guru atau dosen yang mengajar mata kuliah yang bersangkutan.
hasil belajar menurut Nasution dalam ( Sunarto 2005) mendefinisikan prestasi belajar adalah kesempurnaan yang dicapai seseorang dalam berfikir, merasa dan berbuat. Prestasi belajar dikatakan sempurna apabila memenuhi tiga aspek yakni: kognitif (pengetahuan), afektif (sikap) dan psikomotor (keterampilan), sebaliknya dikatakan prestasi kurang memuaskan jika seseorang belum mampu memenuhi target dalam ketiga kriteria tersebut.
E. Metode Demonstrasi
1.     Pengertian Metode Demonstrasi
Kegiatan belajar mengajar akan lebih bersemangat apabila seorang guru dapat menggunakan metode yang menarik dan bervariasi dalam mengajar.
Metode demonstrasi adalah cara penyajian pelajaran dengan memperagakan atau mempertunjukkan kepada peserta didik suatu proses, situasi atau benda tertentu yang sedang dipelajari baik dalam bentuk sebenarnya maupun dalam bentuk tiruan yang dipertunjukkan oleh guru atau sumber belajar lain yang ahli dalam topik bahasan “ ( Mulyani Sumantri, dalam Roetiyah 2001 : 82 ).
Pendapat lain menyatakan bahwa metode demonstrasi adalah cara mengajar dimana seorang instruktur atau tim guru menunjukkan, memperlihatkan suatu proses ( Roestiyah N. K 2001 : 83 ).
Menurut Udin S. Winata Putra, dkk ( 2004 : 424 ) “ Metode demonstrasi adalah cara penyajian pelajaran dengan mempertunjukkan secara langsung objek atau cara melakukan sesuatu untuk mempertunjukkan proses tertentu “.
Sedangkan menurut Syaiful Bahri Djamarah ( 2000 : 54 ) : “Metode demonstrasi adalah metode yang digunakan untuk memperlihatkan suatu proses atau cara kerja suatu benda yang berkenaan dengan bahan pelajaran “.
Dari beberapa pendapat di atas dapat diambil kesimpulan bahwa metode demonstrasi menurut penulis adalah cara penyajian pelajaran dengan memperagakan secara langsung proses terjadinya sesuatu yang disertai dengan penjelasan lisan.
2.    Keunggulan
Menurut M. Basyiruddin Usman ( 2002 : 46 ) menyatakan bahwa keunggulan dari metode demonstrasi adalah perhatian siswa akan dapat terpusat sepenuhnya pada pokok bahasan yang akan didemonstrasikan, memberikan pengalaman praktis yang dapat membentuk ingatan yang kuat dan keterampilan dalam berbuat, menghindarkan kesalahan siswa dalam mengambil suatu kesimpulan, karena siswa mengamati secara langsung jalannya demonstrasi yang dilakukan.
 Melalui metode demonstrasi ini verbalisme dapat dihindari, sebab murid disuruh langsung memperhatikan bahan pelajaran yang dijelaskan sehingga murid akan lebih mudah memahami apa yang sedang dipelajari.
 Melalui metode demonstrasi, proses pembelajaran akan lebih menarik, sebab murid tidak hanya mendengar, tetapi juga melihat peristiwa yang terjadi.
 Dengan cara mengamati secara langsung siswa akan memiliki kesempatan untuk membangdingkan antara teori dan kenyataan.
Metode demonstrasi dapat membuat pengajaran menjadi lebih jelas dan lebih konkret.
Melalui metode demonstrasi ini murid dirangsang untuk aktif mengamati, menyesuaikan antara teori dengan kenyataan.
3.    Kelemahan
Walaupun memiliki beberapa kelebihan, namun metode demonstrasi ini juga memiliki beberapa kelemahan-kelemahan. Menurut Syaiful Bahri Djamarah  ( 2000 : 57 ), ada beberapa kelemahan metode demonstrasi yaitu
·           anak didik terkadang sukar melihat dengan jelas benda yang akan dipertunjukkan, tidak semua benda dapat didemonstrasikan, sukar dimengerti bila didemonstrasikan oleh guru yang kurang menguasai apa yang didemonstrasikan.
·           Metode demonstrasi memerlukan persiapan yang lebih matang, sebab tanpa adanya persiapan demonstrasi bisa gagal dan menyebabkan metode ini tidak efektif. 
·           Metode demonstrasi memerlukan peralatan, bahan – bahan, dan tempat yang memadai yang berarti penggunaan metode ini memerlukan pembiayaan yang lebih mahal dibandingkan dengan ceramah.
·            Metode demonstrasi memerlukan kemampuan dan keterampilan guru yang khusus, sehingga guru dituntut untuk bekerja lebih profesional.Ø
 Menggunakan metode demonstrasi memerlukan kesiapan dan perencanaan yang matang disamping memerlukan waktu yang cukup panjang.

4. Langkah-Langkah Metode Demonstrasi
a.      Tahap Persiapan
Pada tahap persiapan ada beberapa hal yang harus dilakukan:
1.    Rumuskan tujuan yang harus dicapai oleh siswa setelah proses  demonstrasi berakhir.
2.    Persiapkan garis besar langkah-langkah demonstrasi yang akan dilakukan.
3.    Lakukan uji coba demonstrasi.

b.      Tahap Pelaksanaan
1.    Langkah pembukaan. Sebelum demonstrasi dilakukan ada beberapa hal   
     yang harus diperhatikan, di antaranya:  
a)    Aturlah tempat duduk yang memungkinkan semua siswa dapat memperhatikan dengan jelas apa yang didemonstrasikan.
b)   Kemukakan tujuan apa yang harus dicapai oleh siswa.
c)    Kemukakan tugas-tugas apa yang harus dilakukan oleh siswa, misalnya siswa ditugaskan untuk mencatat hal-hal yang dianggap penting dari pelaksanaan demonstrasi.

2.    Langkah pelaksanaan demonstrasi. 
a)    Mulailah demonstrasi dengan kegiatan-kegiatan yang merangsang siswa untuk berpikir, misalnya melalui pertanyaanpertanyaan yang mengandung teka-teki sehingga mendorong siswa untuk tertarik memperhatikan demonstrasi.
b)   Ciptakan suasana yang menyejukkan dengan menghindari suasana yang menegangkan.
c)    Yakinkan bahwa semua siswa mengikuti jalannya demonstrasi dengan memerhatikan reaksi seluruh siswa.
d)   Berikan kesempatan kepada siswa untuk secara aktif memikirkan lebih lanjut sesuai dengan apa yang dilihat dari proses demonstrasi itu.

Ada beberapa karakteristik metode mengajar demonstrasi dan bagaimana hubungannya dengan pengalaman belajar siswa. Prosedur metode demonstrasi yang harus dilakukan dalam pembelajaran adalah :

1.    Mempersiapkan alat bantu yang akan digunakan dalam pembelajaran
2.    Memberikan penjelasan tentang topik yang akan didemonstrasikan
3.    Pelaksanaan demonstrsi bersamaan dengan perhatian dan peniruan dari siswa
4.    Penguatan (diskusi, tanya jawab, dan atau latihan) terhadap hasil demonstrasi
5.    Kesimpulan
Kemampuan guru yang perlu diperhatikan dalam menunjung keberhasilan demonstrasi di antaranya :
1.    Mampu secara proses tentang topik yang dipraktekkan
2.    Mampu mengelola kelas, menguasai siswa secara menyeluruh
3.    Mampu menggunakan alat bantu yang digunakan
4.    Mampu melaksanakan penilaian proses
Kondisi dan kemampuan siswa yang harus diperhatikan untuk menunjang demonstrasi, diantaranya adalah :
1.         Siswa memiliki motivasi, perhatian dan minat terhadap topik yang didemonstrasikan
2.         Memahami tentang tujuan/maksud yang akan didemonstrasikan.
3.         Mampu mengamati proses yang dilakukan oleh guru
4.         Mampu mengidentifikasi kondisi dan alat yang digunakan dalam demonstrasi







 
Support : ZOE | MARCOOM | PASKALIA
Copyright © 2013. Paskalia's diary Blog - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger